My Blog List

Friday, November 9, 2007

Ini adalah cerita perjalananku saat ke Jember


Surabaya, 19 April 2007

Memori 7 April 2007,

Malam itu terasa capek. Aku harus mondar-mandir, kesana-kemari, kosan-kampus, hingga malam-malam sampai jam 02.00 aku masih setrika baju. Jam 02.15 aku baru tidur. Jam 04.00, ditelingaku terdengar sayup-sayup suara Qira’ dari masjid di dekat kosanku. Tampaknya hari sudah memasuki subuh. Aku terbangun…,tapi kudengar diluar hujan cukup deras. Pagi itu hari Jum’at, 7 April 2007. Rencana pagi itu aku akan menemui kekasihku yang jauh di ujung timur, yakni di Jember. Rasanya sudah tidak tahan, ingin segera bertemu. Tapi hujan terus turun dan tidak mau reda. Sungguh membuatku kuatir. Selepas sholat subuh kupersiapkan bekal-bekal yang akan aku bawa. Satu persatu barang yang akan aku bawa, aku masukkan ke tasku. Hari makin siang….Kulihat jam dinding menunjukkan pukul 06.00. Hujan sudah mulai reda, akan tetapi masih gerimis. Waktu terus berlalu, jam dinding kamarku menunjukkan angka 7. Diluar masih tetap gerimis. Tapi dihatiku udah terikrar, hujan batupun aku akan berangkat demi menemui kekasihku. Setelah bekal selesai aku persiapkan, aku bergegas ke kamar mandi. Setelah mandi kulihat masih gerimis, akn tetapi matahari tampak menyinari teras depan kosku. Senang rasanya. Akhirnya sekitar jam 8.45 hujan benar-benar hilang. Sungguh sangat senang rasanya. Jam delapan lebih sedikit, aku putuskan untuk berangkat. Dengan mengendarai motor Grand 93, aku berangkat, dengan seribu harapan, rasa rindu yang tidak tertahankan. Lagi-lagi jalan harus pelan, karena jalan cukup becek akibat hujan yang baru saja reda. 45 menit kemudian, aku sudah sampai di terminal Bungurasih. Sampai ditempat parkir langgananku, parkir sudah penuh. Maklum, minggu ini libur panjang. Jumat tanggal merah, dan sabtunya “harpitnas” alias hari kejepit nasional. Akhirnya aku bisa parkir di sebelah langgananku yang biasa aku parkir. Setelah proses pencatatan plat nomor kendaraan selesai, akupun berjalan menuju terminal bis. Kurang lebih 50 – 70 m. Perutku terasa cukup lapar. Lantas kusempatkan mampir di kantin soto ayam, di pintu masuk terminal. Tiba-tiba ada anak kecil menawarkan Jawa Pos. Lantas dengan 3 ribu rupiah, aku bisa menikmati soto ayam sambil membaca Jawa Pos. Setelah selesai makan, langsung aku bayar. Lumayan murah, dengan teh anget Cuma membayar 6 ribu saja. Lantas aku berjalan ke peron karcis. Calo-calo, makelar pada menarik-narik tanganku.. “kemana mas? Ponorogo? Jogja? Bali? Malang? Jember? Probolinggo?.....” begitulah para kenek dan calo penumpang berteriak sambil menarik-nari tanganku. Terminal cukup ramai. Sial, karena becek celanaku kena kotoran. Aku bermaksud mencari Bis Patas. Tetapi rupanya salah Line. Akhirnya aku balik ke line 2. Kulihat ada Bis AKAS Patas jurusan Jember. Orang-orang pada masuk, akupun tidak menghiraukan para calo yang terus membujukku. Aku bergegas duduk di kursi sebelah kanan, mepet bodi bis…Oh, ternyata kursi tidak bisa diduduki, begitu juga belakangnya, belakangnya lagi juga. Rupanya dalamnya bis tidak semulus body luarnya. Benar-benar sial. Akhirnya aku dapat duduk di kursi belakang. Sedangkan kursi sampingku juga kosong, karena bocor oleh air AC. Ini baru pertama aku tahu bis patas tapi bocor. Lantas kursi sampingku aku manfaatkan untuk menaruh Kardus. Maklum…, aku membawa buah tangan juga untuk Keluarga Pacarku di Jember. Itupun aku bawa dari Pacitan. Sekitar pukul 09.15, bis mulai jalan. Sudah tidak tahan ingin segera bertemu Pacarku. Tanpa kuduga, gara-gara Lumpur Lapindo, Bis dilewatkan jalan-jalan tikus, di daerah Tulangan Sidoarjo. Cukup sempit jalannya, dan hanya cukup searah. Tiba-tiba bis yang aku tumpangi ada masalah, dan berhenti. Mesin mati dan tidak bisa dihidupkan. Penumpang tenang-tenang aja. Kulihat disampingku ada sejoli yang duduk sebangku berangkulan, tertidur pulas. Rupanya tidak sadar bis macet. Kira-kira di otak atik 10 menit, bisa jalan lagi. Alhamdulillah gak jadi mogok. Ternyata baru jalan kira-kira 2 km, Bis mulai mogok lagi, dan mengakibatkan kemacetan, karena truk dan mobil-mobil dibelakang tidak bisa menyalip. Diotak atik lagi, hidup lagi. Kira-kira 2 km macet lagi…Hingga akhirnya semua penumpang mulai gelaisah. Siang itu bis mogok hingga 4 kali. Akhirnya, oleh kernetnya dicarikan kabel, ternyata accu harus di doble ke AC biar setrum bisa ngangkat. Sungguh bis makin mengkhawatirkan.Aku lihat kernetnya bermandi oli dan keringat. Kasihan juga, tapi tetap dalam hati sangat bete. Kenapa AKAS yang se kaya itu masih menggunakan bis rusak. Sungguh membuat Penumpang lumayan kapok. Hingga kurang lebih 2,5 jam, kita baru keluar dari Sidoarjo. Untung bis tidak mogok lagi.Selama diperjalanan, beberapa kali aku telp dan sms pacarku. Hingga sesekali aku bete. Selebihnya aku juga banyak menerima sms dari kerabatku. Kira-kira jam 3 kurang 10 menit, bis sampai di Terminal Jember. Lega rasanya. Aku langsung turun, dan menuju ke kamar mandi.Mau ketemu kekasih hati, aku harus cuci muka dan gosok gigi. Setelah selesai aku Tanya kepada penjaga kamar mandi, “ Pak Taxi di sebelah mana..?” setelah ditunjukkan aku langsung menuju taxi. Semakin dekat dengan rumah pacarku, rasanya semakin kangen. Argo terus berjalan. Sambil ngobrol dengan sopir taxi, kulihat kiri-kanan rute yang pernah aku lewati pada saat aku ke jember pertama, Januari 2007. Kulihat hotel Seroja, tempat aku menginap saat aku ke jember pertama kali. Beruntung aku ingat Gangnya. Lantas Taxi aku minta masuk gang. Alhamdulillah, akhirnya sampai juga aku didepan rumah Pacarku. Astaga, kulihat Pacarku yang cantik sedang ngepel lantai didepan rumah. Dalam hatiku, aku pikir dia pantas sekali menjadi ibu rumah tangga. Dia langsung menyambut kedatanganku. Lantas cipika-cipiki. Wah benar-benar kangen. Ibu, bapak, juga dengan ramah menyambutku. Beruntung sore itu tidak hujan. Balum lama aku datang langsung diajak makan. Wah sebenarnya aku cukup malu. Tapi udahlah daripada rame ya aku turuti saja.Haripun mulai malam. Aku mandi dan sholat dipenginapan Perpustakaan. Disana sudah disiapkan tempat tidur yang cukup bagus.Warna spreipun dipilihkan warna hijau. Kata pacarku, itu warna kesukaanku. Setelah maghrib aku kembali lagi kerumah. Sungguh hari yang menyenangkan............Selama 3 hari di Jember, sungguh menyenangkan. Keramahan keluarga, hingga pengorbanan untukku, membuatku benar-benar terasa istimewa. Setiap hari kita berdua jalan-jalan, makan berdua, bermesraan, disuapin, dibikinkan susu, dibelikan kue, diajak kerumah teman-teman..Mulai pagi hingga malam waktu hanya aku habiskan dengan pacarku..Tak terasa hari terus berlalu...hingga hari untuk pulangpun tiba. Yah, hari minggu udah datang. Rencana jam 2 siang aku mau ke Surabaya. Tetapi rencanaku untuk bicara dengan Bapak dan Ibu belum terlaksana. Hingga akhirnya siang itu tiba-tiba bapak memutuskan, agar aku naik travel bersama bapak sampai di Surabaya, dan berangkat dini hari, jam 1 malam. Sungguh aku sangat senang. Dengan demikian masih ada kesempatan berdua dengan Pacarku, juga melaksanakan misiku untuk berbicara dengan bapak ibu mengenai hubunganku dengan Janur. Alhmdulillah, minggu sore sekitar jam 3, aku dapat kesempatan bicara di depan Ibu dan Bapak. Banyak hal yang dinasehatkan bapak ke kami. Salah satu yang utama adalah rencana temu keluarga bulan agustus. Pacarkupun duduk di sebelahku. Sungguh sangat menyenangkan. Seumur hidupku baru kali ini aku bicara di depan orang tua pacarku, dan disitu juga ada pacarku. Setelah berbicara kira-kira 45 menit, akhirnya pembicaraan diakhiri. Akupun kembali berdua dengan Pacarku. Sungguh sangat menyenangkan. Hingga malamnya kamiberdua bisa ke rumah bulik Ninik, jalan-jalan, membeli es cream, dan bermesraan. Malam terus berlalu. Malam itu aku disuruh dirumah saja. Sambil menunggu travel, aku bisa makan es cream dan disuapin pacarku dikamar. Hingga kami mengabadikan rekaman kemesraan kita di HP. Sungguh tidak akan terlupakan. Setelah disuapin, tanpa sadar aku ketiduran di kamar Pacarku. Hingga tiba-tiba sudah jam 12 malam. Dengan demikian kebersamaan kami tinggal 1 jam lagi. Kulihat Pacarku dengan setia menungguku dengan tidur di kursi ruang tamu. Aku sangat malu karena tertidur di kamar Pacarku. Waktu satu jam benar-benar kami manfaatkan untuk berdua, bermesraan di ruang tamu. Hingga akhirnya Travel datang. Sedih rasanya berpisah.... Sekitar jam 01.15, akupun berpamitan. Kebetulan malam itu kita berangkat naik travel berempat. Mas Lintang dan Mbak Fitripun ikut bareng. Baru aj travel jalan, aku ingat Hpku tertinggal. Duh, aku sangat malu ke Bapak. Akhirnya aku menemui Pacarku lagi untuk mengambil Hp yang tertinggal, karena tadi di charge. Selama di perjalanan kami berempat hanya tidur. Karena esok hari semua harus bekerja. Bapak ke Jakarta, Mas Lintang danMbak Fitri kerja, sedangkan aku juga ke kampus. Kira-kira jam 4 pagi, bapak dioper Travel.Beliau meninggalkan uang kepada kami untuk membayar travel. Sungguh hatiku terharu melihat kasih sayang bapak ke anak-anknya. Karena hari gelap, bapakpun telpone ke aku dan juga ke mas Lintang, kuatir uang yang diberikan kurang. Ya Allah balaslah kebaikan Bapak. Memasuki wilayah lumpur, jalanpun macet. Mas Lintang mulai gelisah. Karena jam 6 seharusnya berangkat kerja. Tujuan pertama ke stasiun pasar turi, mengantar penumpang. Mas Lintang mulai pasrah, karena jam sudah menunjukkan pukul 6 lebih. Setelah itu baru ke rungkut, ke rumah Mbak Fitri dabn Mas Lintang. Hingga yang turun terakhir aku di Terminal Bungurasih. Capek, tapi sangat senang. Lantas aku telp Pacarku sesaat setelah di parkiran, aku sholat dan pulang. Sampai kosan hampir jam 9 pagi aku langsung ke Wartel tel Ibu dan juga Bapak yang masih di Bandara........Kisah ini takkan terlupakan.


Assalamu alaikum,

Cin baru aja Cinta sms membangunkan ayank, tapi ayank belum bobok. Mang udah ayank niatin. Tuch yang aku tulis di atas, kisah perjalanan ke Jember kmarin. Tapi maaf kalau tidak lengkap. Maklum tangan dan mata capek. Aku gak akan menulis surat ini panjang. Hanya aku memberitahu, bersama surat ini aku kirimkan beberapa foto kita waktu kita berdua kemarin, tapi maaf namanya juga pakai HP trus suasana malam, jadi ya remang-remang. Kemudian juga aku kirim foto Danan, Surat ke Bapak Pacitan, dan CD yang berisi foto-foto kita, juga rekaman waktu kita dikamar. Kalau mau muter, di CD sudah aku bawain programbya (mpgable), tinggal di copy ke komputer, baru bisa liat rekaman kita. Karena kalau diputar pakai winamp kelihatannya gak bisa. Tapi jangan di komputer bapak. Ingat, kena semprot lagi.

Oh ya nambah dikit, masalah Cinta mau coba lamar di BRI, Ayank benar-benar tidak mempermasalahkan. Cuma kalau kuliah gagal, Ayang kecewa. Itu saja. Mohon jangan ditafsirkan Ayank melarang, toh jika diterima Ayank juga senang. Masalah kuliah jalani aja. Berprinsiplah jika yang lain bisa Cinta juga bisa. Percayalah. Tapi ayank Cuma bisa bantu kasih support dan do’a. Maklumlah jarak jauh. InsyaAllah supportku biarpun sdikit berguna. Moga do’aku juga dikabulkan oleh Allah. Aku ingin Cinta diberi kemudahan selama kuliah, sehingga cepat lulus, dengan hasil terbaik. Ayank juga ngucapin makasih atas supportnya. InsyaAllah kita akan lebih maju. Oh ya, kata-kata bulik jangan dipikirkan, karena bulik gak tahu apa yang kita lakukan setiap hari. Bukankan kita hampir setiap jam, bahkan menit selalu komunikasi? Oke..? Cint, udah dulu ya. Aku mau pulang.Maaf jika ada salah kata dan salah tulis. Kalau sempat dibaca semua. Kalau tidak ya gak apa-apa. Selebihnya kita sambung lewat sms.

Wassalam.


NB. Salam buat Bapak, Mama, Mas Pandan, Mbak Wiwit, Melati, juga buat Nduuut...


Your Beloved.




Mas Idus.


No comments: